6 Teroris Paling Cantik yang Mengguncang Dunia
0
komentar
Menurut associate profesor Austin Peay State University, Clarksville, Tennesee, yang juga direktur Homeland Security AS, Dr Tom O'Connor di makalah 'Women As Terrorist' dalam situsnya yang dikutip detikcom, Rabu (12/9/2012), alasan yang membuat perempuan menjadi teroris adalah alasan yang lebih personal dibanding alasan yang mempengaruhi teroris laki-laki. Faktor-faktornya bisa disingkat menjadi 4 R: Revenge (dendam), Redemption (pembebasan), Respect (kehormatan), dan Relationship (hubungan).
Rincian dari 4 R itu contohnya, kehilangan keluarga laki-laki yang dominan (suami, ayah, saudara), kebutuhan untuk menemukan diri mereka sendiri karena pernah jadi korban pelecehan seksual, ketidakmampuan untuk hamil atau tidak menikah, keinginan untuk meningkatkan status sosial, ingin membuktikan kemampuannya sama dengan laki-laki hingga menjadi kerabat teroris terkenal (istri, saudara).
Tetap saja, ideologi politik, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri berpengaruh dalam aksi teror mereka. Berikut 6 teroris paling cantik di dunia itu yang disebutkan dalam makalah Dr Tom O'Connor :
1. Patty Hearst
Patty Hearst merupakan sosialita dan aktris. Patty juga merupakan cicit jutawan George Hearst yang sangat kondang di AS pada tahun 70-an. Patty suatu saat diculik oleh organisasi Symbionese Liberation Army (SLA) pada 1974 saat dirinya berumur 19 tahun.
SLA adalah gerakan revolusi sayap kiri yang menganggap kelompoknya tentara garda depan antara tahun 1973-1975 yang bermotif memperjuangkan kesejahteraan kaum proletar. Aksi gerakan ini antara lain penculikan, pembunuhan dan aksi kekerasan lain.
Nah saat menculik Patty, SLA meminta tebusan pada ayah Patty. Ayah Patty diminta memberi makan orang-orang miskin di California, sebesar US$ 70 per orang yang jika ditotal menjadi US$ 400 juta. Ayah Patty setuju namun hanya bisa mendonasikan US$ 6 juta. Namun setelah ayah Patty mendonasikan makanan pada orang miskin, SLA menolak membebaskan Patty. Alasannya, makanan yang dibagikan berkualitas jelek.
Beberapa bulan kemudian, April 1974, SLA mengeluarkan rekaman suara Patty. Di situ Patty mengatakan bahwa sebenarnya ayahnya bisa melakukan hal yang lebih baik dari itu. Patty juga menegaskan dirinya bergabung dengan SLA. Sedangkan pertengahan April 1974, Patty terlihat menggenggam senjata laras panjang M1 Carbine sambil merampok Hibernia Bank di Sunset District, San Fransisco.
Patty belakangan diketahui mengaku ingin membantu SLA untuk mencapai tujuan. Dia kemudian ditangkap Polisi San Fransisco dan FBI pada September 1975 dengan anggota SLA lain, Wendy Yoshimura. Belakangan, apa yang dialami Patty dianggap Sindrom Stockholm, di mana tawanan menjadi bersimpati pada pihak yang menahannya, merujuk pada perampokan bank di Stockholm tahun 1973. Bahasa gampangnya, Patty tercuci otaknya oleh sang penculik.
Patty kemudian divonis penjara 2 tahun, dan hukumannya diubah oleh Presiden Jimmy Carter. Kemudian Patty diampuni pada masa Presiden Bill Clinton sebelum Clinton meninggalkan kantornya.
2. Fusako Shigenobu
Fusako Shigenobu adalah perempuan pendiri dan pemimpin Tentara Merah Jepang (Japanese Red Army/JRA). Organisasi yang hidup pada awal tahun 1970-an sampai awal tahun 2000-an ini berideologi komunis dan bermotif memperjuangkan kesejahteraan proletar alias rakyat jelata, sebelum akhirnya dibubarkan pemerintah Jepang.
JRA terkenal melalui aksinya, yakni 3 anggotanya direkrut Front Populer Pembebasan Palestina (Popular Front for the Liberation of Palestine/PFLP) untuk melakukan penembakan di Bandara Internasional Lod (kini Bandara Internasional Ben Gurion, red) di Tel Aviv pada Mei 1972. Penembakan ini menewaskan 26 orang dan 80 orang luka. Kemudian JRA juga melakukan pembajakan pesawat Japan Air Lines (JAL) 351 dan Malaysia Airlines 653, dan serangkaian pembajakan lain yang meminta tebusan.
JRA juga terkenal dalam aksi-aksi yang meminta tebusan, mempersenjatai diri mereka sendiri pada tahun 1970-1980-an. JRA juga satu-satunya kelompok yang condong kepada Al Qaeda untuk menyerang kepentingan AS.
Kembali ke pendiri JRA, Fusako, dia dikenal sebagai 'Mata Hari Modern', mata-mata cantik terkenal di dunia itu juga 'Ratu Teror Merah' serta 'Teroris Perempuan Paling Ditakuti'. Dalam makalah O'Connor, Fusako diakui sangat cantik, mungkin teroris tercantik di dunia.
Perempuan kelahiran September 1945 ini, pada masa mudanya bekerja sebagai penari telanjang untuk keluar dari kemiskian. Fusako juga dikenal sangat kejam pada anak buahnya. Pernah membunuh anak buahnya yang perempuan karena hamil atau salah meletakkan tisu.
Fusako dikenai penjara 20 tahun setelah tertangkap pada tahun 2001 dan organisasinya dibubarkan. Kini Fusako mengaku menyesal atas semua perbuatannya. Dia didiagnosa menderita kanker usus dan sekarang menjalani kemoterapi. Dia memiliki anak, Mei Shigenobu.
Cerita hidupnya sampai menginspirasi pembuat film Kill Bill. Salah satu karakter di Kill Bill, O-Ren, yang diperankan Lucy Liu, diinspirasi dari Fusako.
3. Muriel Degauque
Muriel Degauque merupakan seorang perempuan kelahiran Belgia, Juli 1967. Dibesarkan dalam agama Katolik, Muriel kemudian berpindah agama Islam. Salah satu korban Belgi, La Derniere Heure menulis pada 1 Desember 2005, Muriel adalah pelaku bom bunuh diri di Irak.
Namun Pemerintah Belgia mengatakan bahwa seorang perempuan Belgia melakukan bom bunuh diri dengan mobil saat melintasi konvoi militer AS di Baghdad pada 9 November 2005. Muriel adalah satu-satunya orang yang menjadi korban bom itu, sedangkan tentara AS menderita luka.
Atas peristiwa ini, Pemerintah Belgia mempertanyakan latar belakang keluarganya, mempertanyakan mengapa Muriel bisa menjadi pelaku bom bunuh diri. Diketahui Muriel menikah dengan suaminya yang beragama Islam, dan itu mengubah pandangannya menjadi radikal. Muriel dan suaminya kemudian pindah ke Irak dari perbatasan Suriah, dan diduga saat itu dia terlibat dalam pemberontakan di Irak. Suami Muriel juga menjadi pengebom bunuh diri, namun gagal meledakkan dirinya sendiri dengan sabuk bom pada tentara AS. Muriel akhirnya terbunuh oleh tentara AS.
4. Leila Khaled
Leila Khaled adalah perempuan kelahiran 9 April 1944 yang juga anggota Garda Popular Pembebasan Palestina (Popular Front for the Liberation of Palestine/PFLP). Leila terlibat dalam pembajakan pesawat Trans World Airline (TWA) 840 pada tahun 1969, yang memiliki rute Roma-Tel Aviv.
PFLP sebelumnya mengetahui informasi bahwa Dubes Israel untuk AS saat itu, Yitzak Rabin ada di dalam pesawat itu. Namun informasi itu meleset. Kendati demikian, pembajakan yang dilakukan Leila dan rekannya, Salim Issawi, berhasil bertukar tahanan FPLP yang disandera Israel.
Setahun kemudian, tahun 1970, Leila dengan rekannya warga Nikaragua, Patrick Arguello, membajak pesawat Israel, Al El 219, yang berute Amsterdam ke New York City. Pembajakan ini gagal karena Patrick berhasil ditembak mati salah satu awak pesawat. Leila kemudian ditahan oleh Polisi Inggris dan dibebaskan setelah ada pertukaran tawanan.
Foto Leila yang memegang senapan AK-47 dan memakai kafiyeh ini berhasil diambil fotografer pemenang Pulitzer, Eddie Adams. Wajahnya diakui telah mengalami 6 operasi plastik di hidung dan dagunya untuk menyamarkan identitas aslinya demi kepentingan aksi-aksi pembajakan. Dia dijuluki 'Gadis Poster Militan Palestina'. Leila kini adalah anggota Dewan Nasional Palestina.
5. Ulrike Marie Meinhoff
Ulrike Marie Meinhoff adalah pendiri Faksi Tentara Merah (Red Army Faction/RAF) pada tahun 1970, organisasi militan sayap kiri di Jerman. Sebelumnya Ulrike bekerja sebagai jurnalis majalah bulanan sayap-kiri Konkret.
RAF bermotif sosialis komunis, yang memperjuangkan kesejahteraan proletar dan anti-imperialisme. Aksi-aksi yang dilakukan RAF adalah pengeboman dan pembunuhan.
Ulrike ditahan pada tahun 1972 dan dituntut atas berbagai pembunuhan dan tindak kriminal lain. Sebelum sudang diadakan, Ulrike ditemukan gantung diri di sel tahanannya pada 1976.
6. Cecilina Magdalena Kopp
Cecilina Magdalena Kopp, adalah seorang fotografer dan anggota Frankfurt Revolutionary Cells (RZ). RZ ini merupakan organisasi yang hidup pada 1973 hingga 1995, dan dicap sebagai teroris kelompok kiri oleh Kementerian Dalam Negeri Jerman. Aksinya adalah pengeboman, pembunuhan dan pembajakan.
Magdalena itu kemudian pindah ke Paris, Prancis bergabung dengan gerakan Boudia, yang dipimpin Ilich Ramirez Sanchez alias 'Carlos The Jackal' yang kemudian menjadi kekasih dan suaminya.
Pada Februari 1982, Magdalena ditahan di Paris, Prancis bersama dengan Bruno Breguet, WN Swiss yang ditahan di Israel karena memiliki bahan peledak. Bruno dan Magdalena saat itu menaiki mobil Peugeot dan melihat mobil itu tidak terparkir di tempat yang seharusnya.
Saat ditanya polisi, Bruno malah menembak polisi itu. Magdalena kemudian melarikan diri dan terpojok hingga menyerah. Di mobil Peugeot itu ditemukan 5 kg bahan peledak Pentrit (Pentaeritritol tetranitrat), paspor palsu dan dokumen termasuk sketsa rencana yang berencana meledakkan gedung majalah politik eksil Arab, Al Watan Al Arabi. Majalah itu dinilai mengganggu Presiden Suriah Hafez El Assad yang ingin memberikan Magdalena, suaminya dan teroris lain suaka di Damaskus.
Tahun 1982, Magdalena divonis 4 tahun penjara dan dibebaskan tahun 1985. Kemudian dia pindah ke Damaskus, berkumpul dengan suaminya kembali. Tahun 2007, Magdalena menerbitkan memoar berjudul 'The years of terror, my life with Carlos." Dia kini hidup dengan anak tunggal perempuannya, di kampungnya, Neu-Ulm, Jerman.