MaterBlog - Penasaran dengan seluk beluk artikel ini bisa langsung di lihat di bawah ini tentang London 2012 Olimpiade Shot Put. Istilah atletik berasal dari bahasa Yunani athlon yang berarti “berlomba” Atau “bertanding”. Kita dapat menjumpai kata pentathlon yang terdiri dari penda berarti “lima” atau panca athlon berarti “lomba”. Arti selengkapnya ialah “panca lomba” atau perlombaan yang terdiri dari lima nomor.Menurut Saputra, YM (2001:2)
Atletik merupakan kegiatan manusia sehari-hari yang dapat dikembangkan menjadi kegiatan bermain dan berolahraga yang diperlombakan dalam bentuk jalan, lari, lompat, dan lempar. Atletik merupakan dasar bagi pembinaan olahraga. Karena itu atletik sangat penting untuk diajarkan kepada siswa dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT). Pembelajaran atletik di sekolah, secara khusus dibina kepada siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) melalui mata pelajaran jasmani.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam olahraga atletik, terdapat nomor jalan, lari, lompat dan lempar yang pada masing-masing nomor memiliki jenis-jenis olahraga yang berbeda.
B. Tolak Peluru
Tolak peluru merupakan salah satu jenis keterampilan menolakkan benda berupa peluru sejauh mungkin. Tujuan tolak peluru adalah untuk mencapai jarak tolakan yang sejauh-jauhnya. Sesuai dengan namanya, tolak, bukan lempar, alat itu ditolak atau didorong dengan satu tangan, bermula diletakkan dipangkal bahu. Terdapat beberapa gaya dalam tolak peluru diantaranya adalah gaya membelakangi (O,Brein) dan gaya menyamping (Ortodok). Dalam penelitian pengembangan ini peniliti memilih gaya menyamping (Ortodok) sebagai materi penelitian yang sesuai dengan materi pendidikan jasmani yang diberikan di kelas VII SMP Negeri 3 Batu. Adapun penjelasan mengenai tolak peluru gaya menyamping adalah sebagai berikut:
1.Cara Memegang Peluru
Ada tiga cara memegang peluru, yaitu:
a. Jari-jari agak merenggang, jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedangkan ibu jari dalam sikap sewajarnya.
b.Cara kedua seperti cara nomor 1, hanya saja jari kelingking tidak di samping peluru tetapi agak berada di belakang.
c. Cara ketiga seperti cara di atas, hanya sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedang letak jari kelingking juga di belakang peluru.
2. Cara Menempetkan Peluru pada Bahu.
Peluru tidak diletakkan tepat di atas bahu, tetapi agak turun sedikit ke depan.Telapak tangan menghadap depan agak ke atas. Siku pemegang peluru lurus ke samping sejajar dengan bahu. Tangan yang satunya siku ditekuk berada di depan dahi.
3. Cara Melakukan Gerakan Tolak Peluru Gaya Menyamping
Dalam gaya menyamping ini arah tolakan berada di samping kiri penolak.
a. Lakukan gerakan pendahuluan
Dengan berdiri dengan berat badan pada kaki kanan, lutut sedikit ditekuk, badan membungkuk kaki kiri diayunkan ke samping.
b. Gerakan tolakan
Setelah ayunan dirasa enak kaki kanan ikut bergeser kearah kiri, begitu kaki kiri mendarat bersamaan dengan kaki kanan, lengan kiri memutar badan ke kiri diikuti menolakkan peluru kearah atas depan. Sudut tolakan kurang lebih 40 derajat.
c. Gerak lanjutan
Setelah peluru didorong kedepan posisi kaki berubah yaitu kaki kanan ke depan kaki kiri lurus ke belakang. Gerakan lanjutan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan `dan agar badan tidak terjerumus ke luar lingkaran.
4. Peralatan dalam Tolak Peluru
Alat yang di butuhkan dalam tolak peluru antara lain rol meter, bendera kecil, kapur dan peluru. Di dalam Competition Rules 2006-2007 IAAF pasal 187 disebutkan bahwa peluru untuk senior putra 7.25 kg , untuk junior putra 6 kg,untuk remaja putra 5 kg,untuk junior putri 3 kg,untuk remaja,junior dan senior putri 4 kg. Dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan berat dan ukuran peluru dapat disesuaikan dengan tenaga dan ukuran peserta. Menurut Gerry A. Carr “Berat peluru bervariasi mulai dari 0,5 kg (1,1pon) hingga ke berat lomba (7,25 kg[16lb] untuk putra dan [[8 lb 13 ons] untuk putri”. Hal ini dimaksudkan agar materi tolak peluru dapat di sampaikan dengan baik kepada siswa melalui pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
5. Lapangan Tolak Peluru
Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen , aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur atau lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.