5 Fakta Unik Hudson Prananjaya Finalis Indonesia Mencari Bakat TransTV
0
komentar
5 Fakta Unik Hudson Prananjaya Finalis Indonesia Mencari Bakat TransTV. – Diantara finalis Indonesia Mencari Bakat (IMB) yang tayang di TransTV, ada nama Hudson Prananjaya. Selain mengandalkan suara merdu, penampilannya eksentrik. Dalam setiap aksi, laki-laki 31 tahun itu membagi tubuhnya menjadi dua karakter. Sebelah kiri menjadi Hudson, yang kanan Jessica.
Kalau mengenakan riasan, dengan mudah sosok Hudson diketahui. Tapi, tanpa make-up, dia agak sulit dikenali. Ketika ingin menemuinya di gedung TransTV Jumat sore (9/7), Jawa Pos diminta menuju ruang belakang studio 1. Di situ, peserta IMB berkumpul.
Setelah pandangan mata menyapu seluruh ruang, tak terlihat sosok Hudson. Hanya ada personel Funky Papua, JP Millenix, anggota Klanthink, serta beberapa orang lain. Tak lama kemudian, muncul seorang laki-laki yang mengenakan T-shirt putih dan celana jins. Dialah Hudson. Gayanya kasual, jauh berbeda dengan tampilannya di atas panggung yang glamor.
Mengawali perbincangan, laki-laki yang biasanya dipanggil Yosan tersebut menceritakan konsep penampilannya tadi malam. “Saya lebih simpel saja. Tapi, packaging-nya bagus. Soalnya, minggu-minggu lalu saya tampil dengan lagu rock, dance, dan dansa. Itu sangat menguras pikiran dan tenaga,” ungkap laki-laki dari Jogjakarta itu.
Tadi malam Hudson membawakan lagu Irwansyah dan Acha Septriasa yang berjudul My Heart. Tentu saja Hudson berduet dengan Jessica. Sejak menjadi peserta IMB, bungsu di antara lima bersaudara itu memang harus bekerja keras memikirkan konsep penampilan setiap minggu. “Kadang memang mentok, konsep apa lagi ya yang harus dipakai,” katanya.
Apa yang dirasakan oleh Hudson sekarang sama dengan yang terjadi tiga tahun lalu. Ketika itu dia bekerja sebagai event manager sebuah kelab di Jakarta. Posisi tersebut menuntut dia untuk merancang sekaligus melaksanakan pertunjukan apik di kelab itu. “Sama saja sih dengan sekarang. Bedanya, di sini tampil seminggu dua kali, sedangkan di kelab dulu harus buat pertunjukan seminggu empat kali,” ucapnya lantas tertawa.
Pertunjukan two faces milik Hudson tersebut muncul gara-gara tuntutan pekerjaan di kelab itu. Memasuki bulan ketiga menjadi event manager, putra pasangan Ong Wa Hoe dan mendiang Daryanti tersebut kehabisan ide. Dia tak tahu lagi apa yang akan disajikan kepada pengunjung kelab itu. “Talent saya pernah saya suruh macam-macam. Nungging mau, bergelantungan mau, apa lagi sekarang?” ucap dia. Akhirnya, dia berpikir melibatkan dirinya dalam pertunjukan. “Sudah deh, saya saja. Saya kan bisa menyanyi,” pikir dia kala itu.
Suara merdu Hudson berbeda dengan milik kebanyakan penyanyi laki-laki. Dia punya karakter sopran, yang biasanya ada pada suara perempuan. Hudson menyadari memiliki karakter suara unik tersebut saat duduk di bangku SMA. Itu terjadi tanpa disengaja, dimulai dengan kegagalan dalam semua lomba vokal yang dia ikuti.
Menurut Hudson, sejak kecil dia gemar menyanyi. Oleh orang tuanya, dia diikutkan les vokal. Mulailah Hudson aktif mengikuti lomba menyanyi. “Tapi, ya itu, nggak pernah menang. Sampai saya putus asa,” katanya lantas tertawa.
Penasaran, Hudson bertanya kepada seorang juri yang kebetulan sering melihatnya mengikuti lomba. Dia ingin tahu tentang penyebab dirinya selalu kalah. Padahal, suaranya tidak fals dan teknik menyanyinya benar. Juri itu lantas berkata, “Nyanyi kamu benar, tidak fals, cuma suara kamu sopran seperti perempuan.”
Mendengar penjelasan juri, Hudson malu. “Oh my God, malu banget. Sudah ganteng, pakai jas dan dasi, tapi suaranya melengking seperti perempuan,” ucap dia lantas terbahak.
Setelah tahu, Hudson berpikir sekalian saja berdandan ala perempuan untuk memanfaatkan kelebihan suara itu. Lalu, lahirlah karakter Jessica yang merupakan hasil fantasi Hudson. “Nama Jessica merupakan ide teman-teman,” tuturnya. (jan/c11/ayi)
Inilah 5 Fakta Unik Hudson Prananjaya Finalis Indonesia Mencari Bakat TransTV
Hudson pernah bekerja sebagai pembuat show lip-sync di berbagai even pernikahan.
Dia juga pernah menjadi event manager sebuah kelab hingga akhirnya menemukan konsep penampilan menyanyi dua wajah.
Dia sering bolak-balik ke toilet ketika hendak berpentas.
Kostum panggung Hudson dijahit temannya, Eko.
Dia telah memiliki 30 kostum panggung untuk koleksi.
Kalau mengenakan riasan, dengan mudah sosok Hudson diketahui. Tapi, tanpa make-up, dia agak sulit dikenali. Ketika ingin menemuinya di gedung TransTV Jumat sore (9/7), Jawa Pos diminta menuju ruang belakang studio 1. Di situ, peserta IMB berkumpul.
Setelah pandangan mata menyapu seluruh ruang, tak terlihat sosok Hudson. Hanya ada personel Funky Papua, JP Millenix, anggota Klanthink, serta beberapa orang lain. Tak lama kemudian, muncul seorang laki-laki yang mengenakan T-shirt putih dan celana jins. Dialah Hudson. Gayanya kasual, jauh berbeda dengan tampilannya di atas panggung yang glamor.
Mengawali perbincangan, laki-laki yang biasanya dipanggil Yosan tersebut menceritakan konsep penampilannya tadi malam. “Saya lebih simpel saja. Tapi, packaging-nya bagus. Soalnya, minggu-minggu lalu saya tampil dengan lagu rock, dance, dan dansa. Itu sangat menguras pikiran dan tenaga,” ungkap laki-laki dari Jogjakarta itu.
Tadi malam Hudson membawakan lagu Irwansyah dan Acha Septriasa yang berjudul My Heart. Tentu saja Hudson berduet dengan Jessica. Sejak menjadi peserta IMB, bungsu di antara lima bersaudara itu memang harus bekerja keras memikirkan konsep penampilan setiap minggu. “Kadang memang mentok, konsep apa lagi ya yang harus dipakai,” katanya.
Apa yang dirasakan oleh Hudson sekarang sama dengan yang terjadi tiga tahun lalu. Ketika itu dia bekerja sebagai event manager sebuah kelab di Jakarta. Posisi tersebut menuntut dia untuk merancang sekaligus melaksanakan pertunjukan apik di kelab itu. “Sama saja sih dengan sekarang. Bedanya, di sini tampil seminggu dua kali, sedangkan di kelab dulu harus buat pertunjukan seminggu empat kali,” ucapnya lantas tertawa.
Pertunjukan two faces milik Hudson tersebut muncul gara-gara tuntutan pekerjaan di kelab itu. Memasuki bulan ketiga menjadi event manager, putra pasangan Ong Wa Hoe dan mendiang Daryanti tersebut kehabisan ide. Dia tak tahu lagi apa yang akan disajikan kepada pengunjung kelab itu. “Talent saya pernah saya suruh macam-macam. Nungging mau, bergelantungan mau, apa lagi sekarang?” ucap dia. Akhirnya, dia berpikir melibatkan dirinya dalam pertunjukan. “Sudah deh, saya saja. Saya kan bisa menyanyi,” pikir dia kala itu.
Suara merdu Hudson berbeda dengan milik kebanyakan penyanyi laki-laki. Dia punya karakter sopran, yang biasanya ada pada suara perempuan. Hudson menyadari memiliki karakter suara unik tersebut saat duduk di bangku SMA. Itu terjadi tanpa disengaja, dimulai dengan kegagalan dalam semua lomba vokal yang dia ikuti.
Menurut Hudson, sejak kecil dia gemar menyanyi. Oleh orang tuanya, dia diikutkan les vokal. Mulailah Hudson aktif mengikuti lomba menyanyi. “Tapi, ya itu, nggak pernah menang. Sampai saya putus asa,” katanya lantas tertawa.
Penasaran, Hudson bertanya kepada seorang juri yang kebetulan sering melihatnya mengikuti lomba. Dia ingin tahu tentang penyebab dirinya selalu kalah. Padahal, suaranya tidak fals dan teknik menyanyinya benar. Juri itu lantas berkata, “Nyanyi kamu benar, tidak fals, cuma suara kamu sopran seperti perempuan.”
Mendengar penjelasan juri, Hudson malu. “Oh my God, malu banget. Sudah ganteng, pakai jas dan dasi, tapi suaranya melengking seperti perempuan,” ucap dia lantas terbahak.
Setelah tahu, Hudson berpikir sekalian saja berdandan ala perempuan untuk memanfaatkan kelebihan suara itu. Lalu, lahirlah karakter Jessica yang merupakan hasil fantasi Hudson. “Nama Jessica merupakan ide teman-teman,” tuturnya. (jan/c11/ayi)
Inilah 5 Fakta Unik Hudson Prananjaya Finalis Indonesia Mencari Bakat TransTV
Hudson pernah bekerja sebagai pembuat show lip-sync di berbagai even pernikahan.
Dia juga pernah menjadi event manager sebuah kelab hingga akhirnya menemukan konsep penampilan menyanyi dua wajah.
Dia sering bolak-balik ke toilet ketika hendak berpentas.
Kostum panggung Hudson dijahit temannya, Eko.
Dia telah memiliki 30 kostum panggung untuk koleksi.