10 Tradisi Seksual Mencengangkan di Dunia

0 komentar
Kehidupan seksual seringkali dianggap salah satu kemewahan setiap manusia. Dan terkadang sudah menjadi kodrat jika seseorang ingin memenuhi kebutuhan itu dengan cara pernikahan. Namun tahukah kamu, rupanya di dunia ini ada beberapa tempat yang memiliki tradisi seksual yang dianggap tak masuk akal dan mengagetkan. Saking anehnya, tradisi-tradisi itu dianggap tak masuk logika manusia.
Tak percaya? Baca informasi berikut ini, namun tak dianjurkan untuk dicoba karena ini semua hanyalah tradisi turun-temurun di tempat tersebut.

1. The Sambians: Suku Peminum Air Mani
Untuk menjadi seorang pria dalam suku primitif ini, bocah laki-laki akan dipisahkan dari perempuan semenjak berusia 7 tahun dan hidup dengan sesama pria selama 10 tahun. Selama masa itu, mereka akan dijauhi dari seluruh sifat perempuan termasuk meminum air mani para tetua yang dipercaya mempertahankan pertumbuhan dan kekuatan sampai akhirnya kembali ke suku. Menjijikkan? Itulah kebudayaan suku di Papua Nugini ini.

 

2. The Mardudjara: Pemotongan Organ Intim
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaPmtP6jr2PO8-9FXZGuLoWqHkIHlaHA46ixHeB3tuibEzADMQPChGpaLXLbb44IFgn8uN-7Y7AjMlPSr0MERosG4YsR6GWRKcHb6zGokTAM6762F_wSiuh-qNJtR9hhmnFb4AWS3HNl8/s400/2.+The+Mardudjara+Pemotongan+Organ+Intim.jpg

Tradisi terpenting dari suku Mardudjara Aborigin di Australia ini bisa dibilang cukup mengerikan. Mereka melakukan sunat barbar kepada organ intim para pria di sana. Di mana organ intim pria itu dipotong memanjang ke bawah sampai bagian scrotum dan darah yang menetes ke api dianggap memurnikannya. Sehingga bisa merubah saluran buang air kecil bagi para pria. Hanya pertanyaannya adalah, bukankah itu akan merusak organ intim pria secara medis?


3. The Trobrianders: Berhubungan Seks Saat Muda
Suku primitif di pedalaman Papua Nugini ini tampaknya bisa menjadi studi kasus dalam konseksuensi revolusi seksual. Bagaimana tidak, anak-anak di sana memulai berhubungan seksual pada usia 6-8 tahun untuk wanita dan 10-12 tahun untuk pria tanpa stigma sosial. Tradisi ini sudah menjadi hal yang terjadi di suku tersebut dan tak ayal sebagai pemicu berkembangnya penyakit AIDS secara mengerikan di pedalaman Papua.


4. Saut d'Eau: Ritual Voodoo dan Cinta
Jika kamu bepergian ke Haiti dan mengunjungi air terjun Saut d'Eau di bulan Juli, maka kamu akan melihat ritual yang cukup cabul. Kalau kamu berpikir bahwa praktisi Voodoo akan melakukan persembahan untuk dewi cinta dengan cara normal maka itu salah. Akan ada sekelompok orang telanjang yang memutar dan menggeliat di dalam lumpur yang bercampur dengan darah hewan kurban seperti kepala sapi dan kambing.

5. The Nepalese: Berbagi Istri
Ada sebuah kasus di kawasan Himalaya, di mana hanya ada sedikit lahan yang tersedia untuk pertanian. Keluarga dengan lebih dari satu anak dihadapkan dengan pembagian tanah mereka untuk setiap anak yang akan berkeluarga. Bagaimana solusinya? Akhirnya mereka mencari satu saja istri untuk anak-anak mereka agar hidup bersama tanpa membagi tanah keluarga. Sulit untuk dibayangkan.


6. The Wodaabee: Mencuri Istri Orang
Suku Wodaabe di Nigeria, Afrika Barat dikenal dengan para pria yang suka mencuri istri orang lain. Di mana pernikahan pertama diatur oleh orangtua ketika mereka masih bayi dan harus antara garis keturunan yang sama. Namun di festival tahunan Gerewol, pria Wodaabe memakai make up dan kostum lalu menari untuk mengesankan para wanita serta mencuri istri baru. Jika seorang pria mampu mencuri istri dan tak terdeteksi (terutama dari sang suami yang tak ingin berpisah), maka mereka diakui secara sosial dan disebut menjalani pernikahan atas dasar cinta. Gila? Iya memang.

7. Adegan Seksual Publik
Menurut Sex and Society, ada yang menyebutkan bahwa pasang surut aliran sungai Nil di Mesir dianggap disebabkan oleh ejakulasi Atum (Dewa Penciptaan). Konsep ini memacu karena banyak raja-raja Mesir kuno yang melakukan ritual (maaf) masturbasi ke sungai Nil untuk menjamin kelimpahan air. Karena terinspirasi dengan tindakan itu, maka pria-pria Mesir kuno melakukan festival Dewa Min untuk menirunya.

8. Tradisi Homoseksual
Kasus homoseksual yang akhir-akhir ini menjadi salah satu problematika besar dan nyata di kehidupan masyarakat modern, sepertinya sudah dikenal lebih dulu oleh bangsa Yunani kuno. Di mana mereka tidak membedakan hasrat seksual oleh jenis kelamin namun lebih menekankan pada peran yang dilakukan oleh orang per-orang di sana. Bangsa Yunani kuno percaya saat itu, bahwa mereka yang lebih aktif (tak peduli dengan siapa) akan mendapat status sosial lebih tinggi serta sebaliknya untuk yang pasif lebih rendah.

9. Pederasty Love
http://klimg.com/kapanlagi.com/p/a98435_homosexual-scene.jpg
Salah satu praktek seksual kontroversial lainnya di Yunani kuno adalah paiderastia. Di mana seorang laki-laki tua dan seorang pemuda remaja terlibat dalam sebuah hubungan. Yunani kuno percaya bahwa pria masih dianggap anak laki-laki sampai jenggotnya tumbuh dan mereka yang lebih tua berguna untuk mendidik, melindungi, dan mencintai yang lebih muda dengan jaminan pahala. Entah siapa yang menjaminkan pahala untuk mereka.


10. Membayar Pernikahan Sementara
Di negara seperti Iran, ada kondisi ketika pasangan muda yang ingin berhubungan seks namun belum menikah bisa meminta pernikahan sementara. Mereka diperbolehkan membayar sejumlah uang untuk upacara singkat dengan kontrak tertulis mengenai waktu yang diinginkan tanpa bertentangan dengan hukum yang ada. Terdengar seperti kawin kontrak di Indonesia