10 Anak Jenius dengan Pencapaiannya

0 komentar
Berapakah IQ kalian saat ini? Ya., seseorang bisa dikatakan jenius jika memiliki IQ diatas 140. Biasanya seseorang bisa terlihat memiliki IQ tinggi sejak ia kecil. Namun jangan berkecil hati bila Sonik memiliki IQ  yang kurang memuaskan, karena ibarat mata pisau yang bila semakin diasah maka akan semakin tajam, begitu juga IQ bila semakin dilatih makan akan semakin pintar. Berikut  10 anak jenius dengan pencapaiannya yang luar biasa :

1. Elise Tan Roberts (IQ: 156)
Pencapaiannya saat kecil : Memecahkan rekor sebagai anggota termuda saat diterima MENSA (Komunitas IQ Tinggi yang terbesar dan tertua di dunia) pada usia 2 tahun 4 bulan dengan IQ 156.
Ia lahir pada tahun 2007 di london Utara, Inggris. Usanya baru menginjak 2 tahun 6 bulan saat diterima di MENSA. Elise sangat ahli berhitung dalam bahasa Spanyol. Menurut orang tuanya permainan favorit Elise adalah menebak Ibu Kota Negara di dunia dan ia menebaknya denga sempurna. Orang tua Elise ingin berusaha agar putrinya tersebut tetap “membumi” di lingkungan masyarakat. Mungkin orang tuanya takut jika putrinya diberlakukan layaknya Einstein pada masa kanak-kanak.

2. Heidi Hankins (IQ: 159)

Pencapaiannya saat kecil : Menjadi anggota MENSA saat berusia 4 tahun.
Pada tahun 2012, Heidi Hankins berhasil menjadi anggota MENSA pada usia 4 tahun. Kecerdasanya hampir menyaingi Albert Einstein dan Stephen Hawkings. Ibunya adalah seorang seniman, sedangkan Ayahnya adalah dosen di bidang kesehatan di Universitas Southampton, Inggris. Di usia 14 bulan ia sudah bisa menggambar putri dan raja serta hewan-hewan yang ia tonton. Biasanya anak seusianya hanya bisa mencorat-coret di buku saja.
Saat anak yang lahir pada 2008 baru menginjak usia 2 tahun, ia sudah bisa membaca buku “Reading Tree” yang diberikan ayahnya dalam 1 jam saja. Padahal buku tersebut diperuntukan anak berusia 7 tahun dan memiliki 30 jilid. John Stevenage, ketua MENSA mengaku sangat senang ketika orang tua dari Heidi memlih untuk bergabung, dengan itu MENSA akan membantu dan mengarahkan potensi luar biasa yang dimilikinya.

3. Wolfgang Amadeus Mozart (Diperkirakan memiliki IQ: 165)

Pencapaiannya saat kecil : berhasil mengaransemen musik saat berusia 5 tahun dan tampil di Eurpean Royalty. Saat berusia 17 tahun, Mozart menjadi maestro kapel di Salzburg, Austria.
Wolfgang Amadeus Mozart lahir 20 Januari 1756 dan meninggal pada 5 Desember 1791. Saat ia berusia 6 tahun ia sudah tampil di Kapel Maximulian III di Bavaria. Sonik, mungkin pada usia 18 tahun biasanya remaja mendengarkan lagu keras. Namun itu berlaku untuk Mozart muda yang mendalami musik opera, konserto dan simfoni. Ia mendapatkan keteranan di kalangan kerajaan Eropa saat usianya belum genap 20 tahun.

4. Theodore “Ted” Kaczynski (IQ: 167)
Pencapaiannya saat kecil : Genuis matematika. Ia diterima di Universitas Harvard pada usia 16 tahun.
Agan, sudah pernah nonton film Good Will Hunting? Ya salah satu tokohnya mengambil referensi dari kehidupan Ted Kaczynski. Pria yang lahir pada 1942 ini adalah seorang jenius matematika yang berhasil masuk ke Universitas Harvard, Amerika Serikat saat berusia 16 tahun dan lulus pada usia 20 tahun. Ia pernah menjadi dosen di Universitas California di Berkley, Amerika Serikat. Namun sayang sisa hidupnya akan ia habiskan di dalam penjara akibat kasus pemboman di sejumlah tempat perkuliahan dan bandara saat ia menentang kemajuan teknologi. Hmm terdengar aneh ya…

5. Judit Polgar (IQ: 170)
Pencapaiannya saat kecil : Manjadi salah satu dari 100 pecatur terbaik di dunia saat berusia 13 tahun.
Orang tuanya tidak percaya ketika ia mendapatkan gelar Grandmaster catur ketika berusia 10 tahun. Bakatnya terlihat ketika ia bisa mengalahkan semua keluarganya tanpa melihat papan catur. Saat ini ia menempati rangking 8 di dunia catur dan menjadi salah satu pecatur perempuan terkuat sepanjang masa.

6. Blaise Pascal (diperkirakan memiliki IQ 195)
Pencapaiannya saat kecil : menciptakan dan mengembangkan Teorema Pascal pada usia 16 tahun. 
Blaise Pascal yang lahir pada 19 Juni 1662 mulai menulis “Essay on Conics” ketika ia berusia 16 tahun.
Sejak kecil ia sudah dikenal sebagai anak yang cerdas walaupun tidak menempuh pendidikan di sekolah secaa resmi. Bersama Pierre de Fermat, Pascal berhasil menemukan teoti proabilitas. Kesehatanya memburuk sejak usianya mengijak 18 tahun. Ia pun wafat ketika berusia 39 tahun dengan penyebab yang tidak jelas.

7. Kim Ung-Yong (IQ : 210)
Pencapaian saat kecil : tercatat di Guinness Book of Records sebagai anak ber-Iq tertinggi.
Ia sudah fasih berbahasa Koea, Jepang, Inggris, dan Jerman saat berusia 2 tahun. Hebatnya pada usia 3 tahun kim sidah menempuh pendidikan jurusan fisika di Universtas Hanyang, Korea selatan. Salah satu stasiun televisi di Jepang yang menantanya untuk menyelesaikan soal kalkulus dan differensial dan Kim pun berhasil.  Pada usia 16 tahun, ia mendapatkan gelar Ph. D bidang Fisika di Unversitas Colorado dan bekerja di NASA hingga tahun 1978. Sekembalinya ke Korea Selatan, ia belajar Tekik Sipil yang sama sekali berbeda dengan latar pendidikan terdahulunya. Nmun ia berhasil mendapatkan gelar Doktor bidang Teknik Sipil.

8. Terrence Tao (IQ : 211)

Pencapaian saat kecil : mencetak skor 760 di bagian matematika di SATs (tes untuk masuk ke pergurua tinggi)  dan menjadi pesaing termuda di ajang Olimpiade Matematika Internasional.
Bakatnya terlihat ketika ia sudah bisa menguasai dasar aritmatika  dan mampu berbicara bahasa Inggris pada usia 2 tahun. Jika biasanya anak berusi 5 tahun masih belajar membaca, Tao sudah bisa menguasai matematika yang kompleks. Tao mengikuti kejuaraan Olimpiade Matematika Internasional pada usia 12 tahun. Pria yang lahir pada 1975 ini mendapatkan gelar di Universitas California, LA, Amerika serikat.

9. William James Sidis (IQ : 275)

Pencapaiaannya saat kecil : berhasil masuk Universitas Hardvard pada usia 11 tahun.
Sejak berusia 8 bulan ia sudah bisa menggunakan sedok untuk makan sendiri dan pada usia belum genap 2 tahun, Siddis kecil sudah biasa membaca koran New York Times saat sarapan pagi. Sejak itu ia terkenal dan sering menjadi headline di koran koran. Pada usia 11 tahun ia berhasil msuk dan menjadi muris di Universitas Hardvard di Amerika dan lulus menjadi sarjana Matematika pada usia 16 tahun. Sebenarnya ia msaih ingin meneruskan pendidkannya, namun Sidis sering mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari sesama mahasiswa dan orang lainnya.

10. Gregory R. Smith (IQ : 200+)

Pencapaianya saat kecil : 2 kali masuk nominasi pemenang Nobel Perdamaian pada usia belum genap 14 tahun.
Gregory Smith R. lahir pada tahun 1990, ia sudah bisa menghafal sebuah buku pada saat berusi 2 tahun. Ia berhasil masuk Universitas Randolph-Macon dan lulus dengan gelar Bachelor of Scienc bidang matematika di Unversitas Virginia, Amerika Serikat pada usia  13 tahun. Smith pun telah berkeliling dunia sebagai motivator dan pernah 2 kali masuk nominasi peraih Nobel Perdamaian.